Sabtu, 27 April 2013

perencanaan ekonomi sosialisme & kapitalisme


Perencanaan ekonomi sosialisme

            Perencanaan ekonomi dalam perekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan perekonomian Uni Sovyet (sebelum negara uni ini bubar) dan perekonomian ala Sovyet di Eropa Timur dan Asia (terutama RRC) di mana pemerintah secara aktif dan langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan yang terpusat. 

            Seperangkat sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh para perencana pusat merupakan dasar penyusunan rencana ekonomi nasional yang lengkap dan komprehensif. Sumberdaya, baik material maupun finansial, dialokasikan tidak atas dasar harga-harga pasar serta keadaan penawaran dan permintaan sebagaimana dalam perekonomian kapitalis, melainkan dikaitkan dengan kebutuhan akan material, tenaga kerja, dan modal dari rencana keseluruhan. Jadi, perbedaan yang esensial antara perencanaan dalam perekonomian kapitalis dan dalam perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian (inducement versus control). 

            Peranan perencanaan dalam perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung. Sementara itu peranan perencanaan dalam perekonomian sosialis bukan hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi yang diinginkanakan tetapi juga berusaha melaksanakan rencananya dengan mengendalikan secara langsung kegiatan dari hampir seluruh unit-unit produksi dalam perekonomian secara keseluruhan. 

            Dengan kata lain, perekonomian di negara-negara komunis pun tidak ada yang seratus persen direncanakan secara terpusat. Sebagai contoh, di mantan negara Uni Sovyet, aspek ekonomi pasar telah menjadi sesuatu hal yang semakin meningkat dalam produksi, distribusi, dan penetapan harga sejumlah besar barang-barang konsumsi.



Perencanaan ekonomi kapitalisme


        Perencanaan memaikan peranan yang sangat penting dalam proses ekonomi-bahkan di dalam perekonomian yang didominasi pihak swasta sekalipun, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang di negara kapitalis walaupun secara tidak langsung. Dalam perekonomian tersebut, perencanaan pada umumnya merupakan usaha yang dengan sadar dilakukan pemerintah mencapai pertum-buhan ekonomi dengan tingkat pengerjaan yang tinggi dan harga-harga yang stabil melalui berbagai instrumen kebijaksanaan fiskal dan moneter. 

            Oleh karena sistem mekanisme pasar yang benar-benar bebas dapat mengarah kepada situasi yang sangat tidak stabil yang dicerminkan oleh gejolak yang luar biasa dalam pendapatan dan pengerjaan selama kurun waktu siklus usaha, maka pemerintah berusaha secara aktif untuk menciptakan keadaan yang akan mencegah ketidakstabilan ekonomi tersebut sambil tetap merangsang pertumbuhannya. Alat kebijaksanaan utama yang digunakan adalah terutama kebijaksanaan di bidang moneter, perpajakan, dan hubungan perdagangan luar negeri. 

          Tingkat pengerjaan yang lebih besar dan pendapatan yang lebih tinggi bagi penduduk yang semakin meningkat disebabkan oleh adanya kebijaksanaan ekspansi moneter, peningkatan pengeluaran pemerintah, dan penyesuaian tarif pajak. Inflasi dan deflasi diatasi melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal, penyesuaian tingkat bunga, dan garis pedoman mengenai harga upah. Gejolak neraca pembayaran dinetralisir melalui penyesuaian tarif, pengendalian devisa, kuota impor serta perangsang pajak. 

         Seluruh alat kebijaksanaan di atas meskipun aktif, tetapi bersifat tidak langsung. Bersifat aktif dalam pengertian bahwa kesemuanya mendorong perekonomian ke arah yang diinginkan. Sedangkan bersifat tidak langsung dalam pengertian bahwa kebijaksanaan tersebut hanya dimaksudkan untuk menciptakan keadaan yang menguntungkan, di mana para pengambil keputusan dari pihak swasta dipengaruhi untuk berperilaku dengan suatu cara yang memungkinkan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang stabil secara terus menerus. 

        Jadi, kalaupun tidak terdapat rencana ekonomi yang terisi dikebanyakan perekonomian kapitalis dalam arti seperangkat sasaran tertentu yang ditetapkan, tetapi perencanaan pemerintah dilaksanakan dengan dasar analisis trend masa lalu dan proyeksi keadaan ekonomi di masa yang akan datang.



Senin, 01 April 2013

Perencanaan Ekspansi Bank Mandiri di Tahun 2013


JAKARTA. PT Bank Mandiri merencanakan pertumbuhan anorganik besar-besaran pada tahun 2013 ini. Bank plat merah ini berencana akan mencaplok satu bank baru dan pembentukan bank bersama dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rencana tersebut sudah disampaikan ke Bank Indonesia (BI) melalui Rencana Bisnis Bank (RBB).

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala Nugraha Mansury menyampaikan, Bank Mandiri akan ekspansi tahun ini lantaran rasio kecukupan modal mencapai Rp 72 triliun. Artinya, perseroan punya cukup modal untuk membeli perusahaan di bidang keuangan. “Kami masih lihat kesempatan tersebut, apakah masih bisa tumbuh secara anorganik dengan akuisisi bank di tahun 2013,” jelasnya.

Pahala menegaskan, pihaknya belum menargetkan nama perusahaan atau bank yang akan diakuisisi. Namun, bank berlogo pita emas ini akan membidik bank-bank yang fokus pada bidang tertentu, misalnya konsumer, ritel dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Meskipun begitu, Bank Mandiri belum mengalokasikan dana untuk membeli bank baru atau membentuk anak usaha di bidang perbankan. Pahala menuturkan, Batas Maksimum Pemberikan Kredit (BMPK) masih sebesar Rp 10 triliun. BMPK adalah persentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal Bank. “Ruang BMPK kami masih memungkinkan,” tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, menuturkan akan membentuk usaha bank baru bersinergi dengan PT Pos Indonesia (Pos) dan PT Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen).
Rencana pembentukan anak usaha itu berawal dari dua usulan. Pertama, membentuk anak usaha baru dengan mengakuisisi bank. Kedua, membentuk anak usaha baru dengan mengembangkan bank yang sudah ada, yakni Bank Sinar Harapan Bali (BSHB). “Pada waktunya kami akan kembangkan anak usahanya. Bentuk anak usahanya itu bank,” katanya.