Rabu, 28 Maret 2012

Corprate Culture

Corprate Culture
Istilah Corporate Culture Pertama kali oleh di populerkan oleh seorang
antropolog bernama Edward B Taylor pada tahun 1871, Ia mendefinisikan
sebagai :
“Sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni,moral, hukum, adat, kapabilitas
dan kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah
perkumpulan atau komunitas tertentu”
Berkembang dalam sosiologi “Sekumpulan simbol, mitos dan ritual yang penting
dalam memahami realitas sosial culture Organization (Budaya organisasi)
Secara umum: nilai-nilai dan cara bertindak yang di-anut organisasi (beserta
anggotanya) dalam hubungan-nya dengan pihak luar.
Ada 4 Mazhab
1. Konsep hubungan antar manusia
2. Konsep struktur modern
3. Konsep sistem
4. Konsep kekuatan dan politik
1. Konsep hubungan antar manusia
Konsep Hubungan antar Manusia oleh Chris Argyris & Warren Bennis, 1950-an
Konsep didasarkan pada motivasi dan dinamika kelompok serta mengadopsi
kerangka acuan yang terfokus pada organisasi
Konsep ini dikembangkan untuk melayani kebutuhan manusia yang ada dalam
organisasi.Dalam konsep ini, persepsi terhadap culture terbentuk dari : kerja
keras (hard work), aspek keyakinan (Belief), Nilai-nilai (Value), dan perilaku
yang biasa dilakukan (Behavior).
2. Konsep Struktur Modern
Dipopulerkan Lawrence dan Lorsch, 1960-an Dalam kosep ini, organisasi
diposisikan rasional, berorientasi hasil, mekanistik, dan diwujudkan dalam
bagan organisasi. Konsep ini kurang menekankan pada pengaruh,terbentuknya
persepsi tentang culture dalam diri seseorang
3. Konsep Sistem Dikembangkan 1940-an dan ber-kembang tahun 1960-an oleh Katz dan Kahn
(1966) “The Social Psychology of Organization”. Dalam konsep ini, organisasi
merupakan sebuah sistem lingkar (loop) yang terdiri input, proses, dan output
4. Konsep Kekuatan dan Politik
Oleh Pfeffer tahun 1970-an Organisasi terdiri kumpulan individu dan koalisi
dengan nilai-nilai, kepentingan, dan prefrensi yang berbedabeda bahkan tidak
jarang bertentangan.
Pandangan terhadap kekuatan dan politik berkaitan erat dengan pandangan
budaya seseorang Pandangan ini berpendapat : organisasi kadang-kadang
bertindak tidak rasional, sasaran dan tujuan organisasi berkembang melalui
proses negoisasi dan saling mempengaruhi.Dalam konsep ini, organisasilah yang
membentuk kelompok-kelompok, baik koalisi maupun subkulturnya.
Secara umum dapat disimpulkan Culture Organization mengacu pada rumusan
Keyakinan (belief), Nilai-nilai (Value), dan cara belajar dari pengalaman yang
dibangun sepanjang sejarah organisasi dan dimanifestasikan dalam tiap
pengaturan materi dan perilaku tiap anggota organisasi tersebut.
Atau “nilai-nilai yang menjadi pegangan Sumber Daya Manusia dalam
menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya dalam organisasi (Susanto,
1997).
Sumber : www.vibiznews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar